Oleh :
MUHAMMAD FIRDAUS
(Guru Fisika SMAN 1 UNGGULAN INDERALAYA UTARA)
“...Telah kami jelaskan kepada manusia dalam Al-qur’an ini segala macam perumpamaan, tetapi manusia, dalam banyak hal, suka membantah... “
Q-S Al-Kahfi Ayat 54
isika identik dengan gerbang yang membuka tabir rahasia alam, seperti mengapa ada siang dan malam ?, bagaimanakah bentuk bumi ?, Bagaimana gerak planet-planet ? dan mengapa tidak saling bertabrakan akibat gaya gravitasinya ? kapan energi matahari akan berakhir ? dan masih banyak lagi ...
Fisika membeberkan fakta empiris dari hal yang sangat kecil seperti quark dan atom hingga suatu yang sangat luas seperti galaksi dan jagad raya.
“...Telah kami jelaskan kepada manusia dalam Al-qur’an ini segala macam perumpamaan, tetapi manusia, dalam banyak hal, suka membantah... “
Q-S Al-Kahfi Ayat 54
isika identik dengan gerbang yang membuka tabir rahasia alam, seperti mengapa ada siang dan malam ?, bagaimanakah bentuk bumi ?, Bagaimana gerak planet-planet ? dan mengapa tidak saling bertabrakan akibat gaya gravitasinya ? kapan energi matahari akan berakhir ? dan masih banyak lagi ...
Fisika membeberkan fakta empiris dari hal yang sangat kecil seperti quark dan atom hingga suatu yang sangat luas seperti galaksi dan jagad raya.
Ketika Al-qur’an diwahyukan sekitar 14 abad yang lalu, masyarakat Arab begitu kental dengan kepercayaan akan tahayul karena di latar belakangi minimnya pengetahuan dan teknologi, dimana manusia sangat masih sangat buta dan belum mengenal Fisika, kimia, biologi,dan ilmu pengetahuan lainnya. Al-qur’an datang sebagai kunci dari berbagai hal yang bervariasi untuk mengatasi realitas kehidupan.
Lalu mengapa membaca Al-qur’an menjadi sesuatu yang sangat penting ? Allah SWT ingin kita membaca Al-Qur’an dan sadar bahwa ini adalah jawaban dari pertanyaan kehidupan. Pertanyaan berupa perihal yang berat seperti yang dipaparkan dalam pengantar di atas yang berkenaan dengan kaedah ilmu pengetahuan hingga pertanyaan sederhana dalam aktivitas kita sehari-hari. Al-qur’an memang membahas tentang semua itu, termasuk menyediakan jawaban sederhana dalam hidup.
Apakah kita telah “membaca” Al-qur’an setiap hari ?. menjawab pertanyaan tersebut bila menggunakan Bahasa Inggris – Amerika dapat dijawab dengan Big-deal ? artinya jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia secara bebas kira – kira : “Memangnya kenapa?” jawaban ini mengisyaratkan adanya ke engganan. Sering kali kita beranggapan mengkaji isi Al-qur’an adalah urusan para ulama dan pakar Agama, atau setidaknya cukuplah guru Agama di sekolah. Akibatnya banyak yang merasa puas dengan hanya dapat membaca arabnya saja.
Membaca Al-qur’an dan mengerti tentang Alqur’an adalah dua persoalan yang berbeda. Jadi jika kita melihat seseorang yang asyik membaca Alqu’an dan melapazkan beberapa ayat ataupun surat. Dalam hal ini mungkin orang tersebut memahami makna alqur’an secara mendalam dari ayat yang di bacanya, atau mungkin orang tersebut hanya dapat membacanya saja, atau malahan orang tersebut Cuma hafal beberapa potong ayat tertentu saja.
Jadi mengerti tentang Al-qur’an sangatlah relatif, oleh karena itu jika anda belum mengerti tentang Al-qur’an, sayapun merasa masih minim akan pengetahuan akan Al-qur’an. Saran yang saya anjurkan selama belajar Al-qur’an jangan segan-segan menanyakan sesuatu yang belum dimengerti, karena sekalipun anda sudah beberapa kali khatam (tamat) membaca Al-qur’an, dan terlibat banyak di seminar-seminar islam, sebelum anda mencoba membaca dan memaknai Al-qur’an itu sendiri, maka akan timbul rasa engan dan kurang memahaminya.
Apa yang hendak saya katakan ? Saya ingin menanamkan, “Tidak mengerti akan sesuatu pada saat mempelajarinya bukan berarti tidak bisa, sebaliknya bersikap seolah-olah mengerti, bearti menutup diri akan pengetahuan yang baru.” Jadi, semakin banyak anda bertanya semakin banyak pula anda memperoleh informasi baru. Dan pada umumnya dari pertanyaan atau komentar seseorang , dapat diketahui sampai dimana sebenarnya pengetahuan orang tersebut. Mengaku telah menguasai adalah seperti katak dalam tempurung. Karena kajian Al-qur’an memiliki makna yang luas sekali.
Wacana yang akan dipaparkan pada tulisan ilmiah untuk Edisi perkenalan ini, sebagaimana temuan anti tesis, saya akan mencoba memaparkan, bagaimana qalam ilahi akan menjadi kunci dalam membuka gembok dari rahasia jagad raya, yang saya coba spesifikkan dalam Pembahasan Thermodinamika. Dimana Allah SWT telah menggambarkan bagaimana proses terjadinya alam semesta, beberapa abad sebelum Albert Einstein memaparkan konsep-konsep ilmiahnya.
Sejujurnya, pernakah anda berfikir alam semesta ini berasal dari suatu ledakan yang menimbulkan kekalutan yang luar biasa. Dentuman Besar (The Big Bang) ? selama lebih dari seabad, ketika Newton dan Para ilmuwan fisika classic lainnya menyatakan alam semesta ini Statis (tetap) dan tanpa batas, bintang-bintang tidak akan dapat diam karena saling tarik menarik akibat gravitasi masing-masing. Dimana hukum-hukum yang ditemukan sangatlah teratur sesuai dengan analisis dan perhitungan matematis yang sangat ilmiah dari para ilmuwan yang menemukannya.
Diantara sempurnanya Teori Gravitasi Newton yang sangat diagungkan sebagai fatwah oleh kaum-kaum secular. Tiba-tiba muncul problem sederhana yang dikemukakan oleh Henrich Olbers, seorang astronomi dan pakar matematika pada tahun 1826. yang merasa kurang nyaman dengan pendapat NEWTON, ...”Langit akan terang secara permanen, jika alam semesta ini terdiri atas bintang yang tak berhingga jumlahnya...”
Diperkuat dengan analisis logis dan perhitungan matematisnya Olbers mempertanyakan mengapa langit bisa gelap ? dimana dia mulai membantah analisis Newton tidak sesuai dengan yang diamatinya.
Analisis logis dari Olbers menghasilkan gagasan, “ Alam semesta ini haruslah berhingga karena langit itu gelap” dan olbers sangat meyakini alam semesta statis yang dikemukakan Newton akan runtuh pada suatu hari . secara lugas Olbers memperkirakan alam semesta ini haruslah memuai dan terus berkembang.
..... “Bagaimana Al-Qur’an menjelaskan hal ini ?...”
... Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Kami benar-benar meluaskannya.(Qs- Ayat 47)
“Makna kajian Al-qur’an dari ayat di atas :” dapat diterjemahkan / ditafsirkan :”
Dari diskusi penulis dengan Bapak Ruslan Muhayya (Dosen IAIN Raden Patah Palembang) ,
“Kata langit” digunakan sebagai perumpamaan dari alam semesta. Dari terjemahan ayat di atas, sangat lugas “sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya” makna dari ayat di atas sangatlah jelas. Dengan kata lain ayat ini menyatakan bahwa alam semesta ini akan menjadi luas dan berkembang.
Adanya aliran panas membuktikan bahwa adanya dua sifat yang berdeda di alam semesta, pada saat pembentukan awal alam semesta, yaitu panas dan dingin . sekarang, jika memang ada dua sifat yang berbeda, siapa yang menciptakan dua sifat yang berbeda itu ? inilah bukti, bahwa Allah SWT itu ada dan mencipta. Allah yang menciptakan dua sifat yang berbeda itu. Dan ketika dua sifat yang berbeda itu telah mencapai sebuah keseimbangan, maka sudah tidak ada lagi panas yang mengalir dan inilah akhir dari alam semesta. Hanya Allah SWT yang tahu.